Ustadz Maududi Abdullah - Tidak
sepantasnya bagi seorang muslim memiliki prinsip hidup 50:50 atau dengan
berkata, "Hidup harus seimbang antara dunia dan akhirat" Ini adalah
ucapan dari tipu daya iblis yang ingin menjauhkan manusia dari kehidupan
akhirat.
Prinsip Hidup 50-50 untuk Dunia Akhirat? Tinggalkan! |
Allah
Ta'ala berfirman, "Dan kehidupan dunia ini tiada lain hanyalah main-main
dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi
orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mau memahaminya?" (QS.
Al-An’am: 32)
Allah Ta'ala juga berfirman, "Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit." (QS. At-Taubah: 38)
Allah Ta'ala berfirman, "Tetapi kamu lebih memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A’la: 16-17)
Allah Ta'ala juga berfirman, "Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit." (QS. At-Taubah: 38)
Allah Ta'ala berfirman, "Tetapi kamu lebih memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A’la: 16-17)
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, Demi
Allah! Dunia dibandingkan akhirat hanyalah seperti seseorang dari kalian yang
mencelupkan salah satu jemarinya ke laut, maka lihatlah apa yang ada pada
jarinya tersebut saat ia keluarkan dari laut!" (HR. Muslim)
Dunia dan seluruh isinya ini seperti air yang menempel di jari setelah dicelupkan di lautan, sedangkan akhirat ibarat lautan yang sangat luas.
Rasulullah pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar, sambil memegang pundak iparnya ini, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Bukhari no. 6416)
Imam Nawawi berkata memberikan penjelasan terhadap hadits ini, “Janganlah engkau condong kepada dunia. Jangan engkau jadikan dunia sebagai tanah air (tempat menetap), dan jangan pula pernah terbetik di jiwamu untuk hidup kekal di dalamnya. Jangan engkau terpaut kepada dunia kecuali sekadar terkaitnya seorang asing pada selain tanah airnya, di mana ia ingin segera meninggalkan negeri asing tersebut guna kembali kepada keluarganya.” (Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyyah fil Ahadits Ash-Shahihah An-Nabawiyyah, hal. 105)
Dunia dan seluruh isinya ini seperti air yang menempel di jari setelah dicelupkan di lautan, sedangkan akhirat ibarat lautan yang sangat luas.
Rasulullah pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar, sambil memegang pundak iparnya ini, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Bukhari no. 6416)
Imam Nawawi berkata memberikan penjelasan terhadap hadits ini, “Janganlah engkau condong kepada dunia. Jangan engkau jadikan dunia sebagai tanah air (tempat menetap), dan jangan pula pernah terbetik di jiwamu untuk hidup kekal di dalamnya. Jangan engkau terpaut kepada dunia kecuali sekadar terkaitnya seorang asing pada selain tanah airnya, di mana ia ingin segera meninggalkan negeri asing tersebut guna kembali kepada keluarganya.” (Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyyah fil Ahadits Ash-Shahihah An-Nabawiyyah, hal. 105)
0 Response to "Prinsip Hidup 50-50 untuk Dunia Akhirat? Tinggalkan!"
Post a Comment